
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional merupakan strategi utama dalam memperkuat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang mumpuni di panggung global.
Dikutip dari keterangannya di Jakarta, Jumat, Menaker Yassierli menekankan bahwa produktivitas bukan sekadar angka, melainkan cerminan etos kerja bangsa.
“Kita harus terus melakukan perbaikan mutu, meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas agar mampu menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan,” ujar dia.
Lebih jauh, Menaker juga memaparkan sejumlah tantangan ketenagakerjaan yang masih dihadapi Indonesia, mulai dari dominasi sektor informal, produktivitas yang masih tertinggal dibandingkan rata-rata ASEAN, hingga perlunya penguatan link and match antara pendidikan, pelatihan vokasi, dan kebutuhan industri.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Yassierli mengatakan bahwa Kemnaker mendorong berbagai terobosan strategis, antara lain pengembangan Dasbor Analisa Ketenagakerjaan (Labor Analytics Dashboard/LAD) untuk kebijakan berbasis data, penguatan balai pelatihan vokasi dan produktivitas (BPVP) di 21 wilayah strategis.
Lebih lanjut, upaya lainnya juga meliputi kolaborasi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan mitra pembangunan dalam program hilirisasi, green jobs, hingga pemagangan nasional; serta pembentukan Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) dan pelatihan pakar produktivitas (productivity specialist) yang memiliki sertifikasi internasional.
“Gerakan ini tidak bisa dijalankan pemerintah sendiri. Dunia usaha, serikat pekerja, akademisi, dan masyarakat harus ikut terlibat. Inilah agenda bersama menuju Indonesia Emas 2045,” kata Yassierli yang guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Selain itu, Menaker menambahkan peningkatan produktivitas akan berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja berkualitas, penguatan daya saing industri, serta pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Jika produktivitas kita meningkat, maka kesejahteraan pekerja dan keberlanjutan usaha juga akan terjamin,” ujar Yassierli.