PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sebagai salah satu perusahaan BUMN konstruksi dan investasi, melakukan pembayaran atas Obligasi Berkelanjutan III Tahap II tahun 2022 Seri A senilai Rp 140 miliar dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2022 Seri A senilai Rp 60 miliar. Pembayaran dilakukan pada 18 April 2025, lebih cepat dari tanggal jatuh tempo di tanggal 22 April 2025.
Obligasi dan Sukuk Mudharabah yang jatuh tempo tersebut merupakan hasil dari Penawaran Umum Berkelanjutan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2022 dengan tenor 3 tahun serta kupon atau bagi hasil 6,5% per tahun.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan bahwa pelunasan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II tahun 2022 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2022 Seri A ini merupakan pemenuhan kewajiban serta bentuk komitmen PTPP sebagai Perusahaan terbuka yang mengedepankan dan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
“PTPP telah melunasi kewajiban pada 18 April 2025 dengan mentransfer dana ke rekening KSEI sebagai pelunasan Obligasi dan Sukuk Mudharabah yang akan jatuh tempo tanggal 22 April 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen PTPP dalam mengelola keuangan perusahaan serta bentuk upaya kami dalam menjaga kredibilitas dan kepercayaan stakeholders pada Perseroan,” ucap Agus dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/4/2025).
Dia menegaskan sebagai perusahaan terbuka yang selalu mengedepankan dan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola dan manajemen risiko yang baik. Agus juga mengatakan PTPP akan terus meningkatkan kinerja perusahaan untuk menciptakan value added bagi para pemegang saham, serta terus berinovasi untuk menjadi perusahaan BUMN konstruksi yang berkelanjutan.
Beleid anyar itu disahkan dan ditandatangani oleh Prabowo pada 11 April 2025 dan akan mulai berlaku terhitung selama 15 hari setelah disahkan. Aturan ini menggantikan PP No. 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian ESDM.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait wacana penyesuaian tarif royalti baru. Ia pun memahami kekhawatiran para pengusaha terkait penyesuaian ini, mengingat dirinya juga pernah menjadi pengusaha.
“Kan itu ada tabelnya dan sudah kita sosialisasikan saya pikir pasti kepada teman-teman pengusaha saya mengerti juga suasana kebatinan mereka. Saya sangat memahami lah. Saya kan mantan pengusaha juga,” kata Bahlil di Istana Kepresidenan, dikutip Senin (21/4/2025).
Namun di sisi lain, pemerintah juga perlu menetapkan suatu regulasi yang adil dan berpihak pada kepentingan penerimaan negara. Terlebih, skema tarif royalti yang baru juga akan bersifat progresif.
“Nah, dalam sisi ini kita membuat keseimbangan sebenarnya kalau tabelnya itu kalau harganya turun, dia tidak dikenakan kenaikan yang tinggi tapi kalau kenaikannya harga komoditasnya naik itu boleh dikenakan harga yang naik agak signifikan gitu ya,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengatakan apabila tarif royalti akan dinaikkan menjadi 14-19%, Indonesia akan memiliki tarif royalti tertinggi dibandingkan dengan negara penghasil nikel lainnya.
“Indonesia saat ini di 10% saja kita sudah tertinggi untuk royalty PNBP dibanding negara-negara penghasil nikel. Karena negara-negara lain penghasil nikel royaltinya itu rata-rata 2 sampai 7 atau 9%. Sangat jauh dan bahkan ada negara yang royaltinya base profit,” kata Meidy dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Rabu (26/3/2025).
Menurut Meidy, dengan berada di level 10% saja sudah menjadikan Indonesia sebagai negara tertinggi perihal besaran pengenaan royaltinya. Apalagi kalau dikerek ke level 14-19%, akan membuat pelaku usaha semakin terbebani.
“Di 10% saja kami sudah negara tertinggi untuk penempatan royaltinya. Tapi kalau misalnya ditambah lagi dengan royalty 14 sampai 19%, 14% itu adalah batas minimum untuk harga Harga Mineral Acuan (HMA) 18.000. Pertanyaannya kapan HMA 18.000? Karena kondisi sekarang harga semakin turun,” ujarnya.
Berikut tarif royalti nikel yang berlaku:
Bijih Nikel
A. Bijih nikel HMA < US$ 18.000 per ton (14% dari harga)
B. Bijih nikel US$ 18.000 ≤ HMA < US$ 21 per ton (15% dari harga)
C. Bijih nikel US$ 21.000 ≤ HMA < US$ 24 per ton (16% dari harga)
D. Bijih nikel US$ 24.000 ≤ HMA < US$ 31 per ton (18% dari harga)
E. Bijih nikel HMA ≥ US$ 31.000 per ton (19% dari harga)
F. Bijih nikel kadar Ni ≤ 1,5% per ton (2% dari harga)
Produk Pemurnian
Nickel pig iron (NPI)
A. NPI HMA < US$ 18.000 per ton (15% dari harga)
B. NPI US$ 18.000 ≤ HMA < US$ 21.000 per ton (5,5% dari harga)
C. NPI US$ 21.000 ≤ HMA < US$ 24.000 per ton (6% dari harga)
D. NPI US$ 24.000 ≤ HMA < US$ 31.000 per ton (6,5% dari harga)
E. NPI HMA ≥ US$ 31 per ton (7% dari harga)
Nickel Matte
A. Nickel mattte HMA < US$ 18.000 per ton (3,5% dari harga)
B. Nickel matte US$ 18.000 ≤ HMA < US$ 21.000 per ton (4% dari harga)
C. Nickel matte US$ 21.000 ≤ HMA < US$ 24.000per ton (4,5% dari harga)
D. Nickel matte US$ 24.000 ≤ HMA < US$ 31.000 per ton (5% dari harga)
E. Nickel matte HMA ≥ US$ 31 per ton (5,5% dari harga)
Ferro Nickel (FeNi)
A. FeNi HMA < US$ 18.000 per ton (4% dari harga)
B. Nickel matte US$ 18.000 ≤ HMA < US$ 21.000 per ton (4,5% dari harga)
C. Nickel matte US$ 21.000 ≤ HMA < US$ 24.000 per ton (5% dari harga)
D. Nickel matte US$ 24.000 ≤ HMA < US$ 31.000 per ton (5,5% dari harga)
E. Nickel matte HMA ≥ US$ 31.000 per ton (6% dari harga)
Nickel oksida/hidroksida/MHP/HNC/Sulfida/Kobalt Oksida/Kobalt Hidroksida/Kobalt Sulfida/Krom Oksida/Logam Krom/Mangan Oksida/Magnesium Oksida/Magnesium Sulfat per ton (2% dari harga)
PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Pedeve Indonesia selaku pemegang saham PT Pelita Air Service mengukuhkan Dendy Kurniawan sebagai Direktur Utama Pelita Air untuk periode kedua. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler PT Pelita Air Service, sesuai dengan ketentuan Pasal 10 Ayat 5 Anggaran Dasar Perseroan tentang Pengangkatan Kembali Anggota Direksi.
Dendy Kurniawan dinilai oleh para pemegang saham telah menunjukkan kepemimpinan yang visioner dan efektif dalam mengarahkan transformasi Pelita Air. Di bawah kepemimpinannya, Pelita Air berhasil menjadi maskapai penerbangan berjadwal dengan standar layanan yang unggul, serta mencatatkan kinerja operasional dan keuangan yang positif. Keberhasilan ini menjadi landasan kuat bagi perusahaan untuk terus berkembang dan memperkuat posisinya di industri aviasi nasional.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh para pemegang saham, serta apresiasi atas dukungan penuh dari seluruh Perwira Pelita Air,” ujar Dendy Kurniawan dalam keterangan resmi Senin, (21/4/2025).
Sepanjang tahun 2024, Pelita Air mencatat capaian operasional yang signifikan. Maskapai ini berhasil mengangkut hingga 2,7 juta penumpang. Seiring dengan itu, jumlah penerbangan juga mengalami lonjakan sebesar 97 persen, mencapai 18.796 penerbangan, dengan total kapasitas angkut mencapai 3,3 juta kursi. Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi dan peningkatan layanan yang dijalankan secara konsisten dalam memperkuat konektivitas nasional.
Dendy Kurniawan juga dinilai berhasil membawa Pelita Air tumbuh sebagai maskapai yang mengedepankan keandalan dan profesionalisme. Konsistensi dalam menjaga tingkat ketepatan waktu (on-time performance/OTP) menjadikannya pilihan tepercaya masyarakat karena mampu memberikan kepastian dan kenyamanan dalam setiap penerbangan. Reputasi ini memperkuat posisi Pelita Air sebagai maskapai nasional yang responsif terhadap kebutuhan transportasi udara yang efisien dan berkualitas.
Ia juga mampu menjadikan Pelita Air sebagai maskapai yang adaptif terhadap era digital dan berorientasi pada keberlanjutan. Inovasi layanan terus dikembangkan, termasuk penerapan sistem hiburan mandiri yang memungkinkan penumpang menikmati konten langsung dari perangkat pribadi melalui konektivitas Wi-Fi gratis selama penerbangan.
Dari sisi operasional, Dendy Kurniawan juga telah membuat Pelita Air untuk beralih ke konsep penerbangan yang lebih efisien dan ramah lingkungan melalui penerapan teknologi Electronic Flight Bag yang menggantikan penggunaan kertas dengan perangkat komputer tablet. Implementasi ini berhasil mendapatkan rekognisi dari NavBlue, anak usaha Airbus, dan turut mencerminkan komitmen kuat Pelita Air dalam menerapkan teknologi digital yang terintegrasi, serta berkontribusi positif bagi kemajuan industri aviasi nasional.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa “Pemegang Saham terus optimistis bahwa Pelita Air terus tumbuh sebagai maskapai kebanggaan nasional yang adaptif, kompetitif dan dicintai masyarakat.” Ujar Fadjar.
Tingginya permintaan juga sampai menyebabkan kekurangan suku cadang dan waktu tunggu yang lebih lama bagi para pembeli. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh empat orang yang mengetahui situasi tersebut.
Reuters mewawancarai 10 tokoh industri, termasuk orang-orang di Toyota dan para pemasoknya, mereka mengungkapkan kendala saat ini terjadi dalam rantai pasokan mobil hibrida.
Toyota menyatakan, permintaan mobil hibrida meningkat secara signifikan di seluruh wilayah dan manajemen menyatakan akan terus berusaha meningkatkan produksi untuk merespons kebutuhan pasar.
“Saat ini, kapasitas produksi untuk komponen dan suku cadang hibrida dari para pemasok kami dan produksi suku cadang internal kami sejalan dengan rencana produksi tahunan dan kapasitas perakitan kendaraan kami,” kata Toyota dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Minggu (20/4/2025).
Berdasarkan data LMC Automotive, penjualan mobil hybrid global, termasuk model plug-in, hampir meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari 5,7 juta unit menjadi 16,1 juta unit.
Di Eropa, pelanggan Toyota kini harus menunggu sekitar 60 hingga 70 hari untuk mendapatkan mobil hibrida baru, hampir dua kali lipat dari waktu tunggu pada tahun 2020. Model dengan permintaan tertinggi di kawasan ini termasuk Yaris Cross Hybrid dan RAV4 Plug-in Hybrid.
Sedangkan di Jepang, waktu tunggu berkisar antara dua hingga lima bulan untuk berbagai model, menurut situs web resmi Toyota.
Di Amerika Serikat, stok mobil hibrida juga makin tipis. Seorang sumber mengatakan, di salah satu dealer di Pantai Barat, Prius Hybrid sudah terjual habis sejak pertengahan Februari, sementara stok Camry Hybrid sangat terbatas. Di India, waktu tunggu berkisar antara dua hingga sembilan bulan, tergantung pada modelnya.
Keterbatasan pasokan tetap menjadi tantangan utama akibat tingginya permintaan. Beberapa suku cadang penting, seperti magnet yang digunakan dalam komponen hibrida dari pemasok Aisin Corp, mengalami kelangkaan.
Hal ini menyebabkan keterlambatan produksi rotor dan stator, yang berdampak pada pasokan motor hibrida ke Toyota. Demikian pula, Denso, pemasok utama dalam grup Toyota, menghadapi keterlambatan pengiriman inverter akibat kemacetan di pemasok lapis kedua dan ketiga.
Menghadapi masalah ini, Toyota mempertimbangkan opsi untuk mencari pemasok baru di India serta memproduksi inverter di negara tersebut.
Meski begitu, perusahaan menolak memberikan perincian lebih lanjut terkait pemasok spesifik yang terlibat dalam upaya ini. Aisin dan Denso juga menolak berkomentar.
Adapun Toyota sendiri telah berinvestasi besar dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Di India, Toyota Kirloskar Motor telah menambah kapasitas untuk memproduksi 32.000 kendaraan tambahan per tahun dan berencana untuk meningkatkan produksi hingga 100.000 kendaraan lagi. Selain itu, Toyota juga menginvestasikan US$14 miliar untuk pabrik baterai di North Carolina guna memenuhi permintaan kendaraan hibrida.
Di China, meskipun total penjualan Toyota turun 7% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya, penjualan kendaraan listriknya yang sebagian besar adalah mobil hibrida justru meningkat 27%.
Pesaing utama Toyota, seperti Hyundai dan Kia, juga menghadapi tantangan serupa dalam meningkatkan produksi mobil hibrida mereka.
Seorang sumber menyebutkan bahwa Hyundai masih berjuang dengan keterbatasan kapasitas produksi, sementara dealer Hyundai di Seoul mencatat waktu tunggu untuk SUV Palisade Hybrid mencapai satu tahun.
Kia Carnival Hybrid memiliki waktu tunggu 10 bulan, sedangkan Kia Sorento Hybrid membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan untuk dikirim ke pelanggan.
Hal itu ia sampaikan dalam Taklimat Media di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) di Jakarta, Selasa.
“Semua K/L harus melakukan efisiensi, termasuk Kemendiktisaintek. Mereka juga melakukan reorganisasi dari belanja-belanja yang terkena efisiensi. Tapi, pembiayaan seperti gaji, termasuk tunjangan kinerja dan profesi, dan pemberian beasiswa untuk mahasiswa dan pelajar itu tetap diprioritaskan,” kata Sri Mulyani.
Saat ini, pihaknya bersama Kemendiksaintek tengah menghitung restrukturisasi anggaran sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam proses ini, ia menjamin program-program yang berdampak langsung kepada masyarakat akan tetap menerima prioritas anggaran.
“Kami sekarang dengan Mendiktisaintek sedang menghitung. Tupoksi pentingnya tak boleh dikorbankan,” tegas Sri Mulyani.
Sementara bila ada anggaran Kemendiktisaintek yang masih kekurangan, proses yang berlaku adalah Mendiktisaintek Brian Yuliarto mengirim surat kepada Menkeu untuk mengajukan tambahan anggaran.
“Itu proses yang biasanya kami lakukan dan akan kami terus kelola dengan baik,” tuturnya.
Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2025 untuk mengatasi masalah kesenjangan komponen penghasilan dosen ASN.
Salah satu perubahan utama dalam Perpres itu adalah dosen PTN satuan kerja (satker), PTN badan layanan umum (BLU) yang belum menerima remunerasi, dan lembaga layanan (LL) Dikti di bawah Kemendiktisaintek menerima tambahan fasilitas tukin.
Besaran tukin diperoleh dari selisih nilai tukin pada kelas jabatan dengan nilai tunjangan profesi sesuai jenjang.
Menurutnya, perlu untuk mengurangi investasi pada aset berisiko, serta untuk menaikkan dana tunai (cash) atau setara.
“Diversifikasi dengan menaikkan porsi safe haven paling tidak 30 persen, kurangi aset beresiko dan naikkan juga cash atau setara,” ujar Lukman saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Kamis.
Selain emas, Ia merekomendasikan aset investasi safe haven lain yang dapat menjadi pilihan, diantaranya adalah mata uang Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF).
“Safe haven masih menjadi pilihan, selain emas adalah mata uang Yen Jepang dan Franc Swiss,” ujar Lukman.
Ia menyebut, tingginya permintaan (demand) terhadap instrumen emas saat ini kebanyakan hanya karena ikut-ikutan alias Fear of Missing Out (FOMO), bukan karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya investasi.
“Dan memang harga emas yg tinggi masih akan terus naik, hal ini yang memicu permintaan. Jadi belum karena kesadaran investasi masyarakat,” ujar Lukman.
Menurutnya, emas menjadi aset investasi yang menarik saat ini seiring dengan kenaikannya yang signifikan sekitar 39,41 persen selama satu tahun terakhir atau mengungguli aset berisiko.
“Emas sebenarnya adalah investasi jaga nilai safe haven, namun dengan kenaikan setahun terakhir yang mengungguli aset beresiko, semakin menjadi aset yang menarik untuk investasi,” ujar Lukman.
Menurutnya, wajar apabila saat ini permintaan terhadap instrumen emas tinggi seiring mulai mengikisnya kepercayaan investor terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) akibat kebijakan- kebijakan kontroversial Presiden AS Donald Trump.
“Wajar, investor pada berbondong-bondong mengalihkan aset ke emas, terlebih setelah Trump dengan kebijakan-kebijakan kontroversi mengikis kepercayaan investor pada dolar AS,” ujar Lukman.
Data perdagangan Kamis (17/04) pukul 16.20 WIB, harga emas global berada di level 3.337,46 dolar AS per troy ounce, atau menurun 8,94 poin atau 0,27 persen pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia pada Kamis (17/4) pagi, mengalami lonjakan sebesar Rp32.000, dari angka awal Rp1.943.000 menjadi Rp1.975.000 per gram.
Dalam hal ini, ia menambahkan bahwa investor ritel dalam kategori masyarakat kelas menengah pun lebih mudah untuk mengakses instrumen emas apabila mereka memiliki tabungan “dingin”.
“Emas memang dari dulu sudah menjadi safe haven dan salah satu yang istilahnya memang mudah ‘dicerna’ dalam konteks investasi dibandingkan antarmata uang yang lebih sophisticated,” kata Eko dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis.
Di tengah perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Eko mencatat adanya pergeseran investor global yang mulai beralih tidak hanya pada instrumen emas sebagai safe haven tetapi juga mata uang di luar dolar AS seperti euro, franc Swiss, dan yen Jepang.
Pasar saham AS ikut anjlok setelah Trump melancarkan serangan tarif ke berbagai negara terutama kepada China. Anjloknya pasar saham rupanya tidak serta-merta menghijaukan pasar obligasi AS. Di sisi lain, indeks dolar AS juga berada dalam tekanan bahkan menurun di bawah level 100.
“Investor menilai tingkat risiko dari ekonomi AS yang meningkat sehingga kemudian mereka meminta imbal hasil yang lebih tinggi untuk obligasi AS terutama yang tenornya jangka pendek,” kata Eko.
Menurut pandangan Eko, respon investor yang memilih untuk tidak memindahkan dananya ke obligasi AS dan dolar AS cukup rasional karena mereka juga mempertimbangkan risiko-risiko dari kebijakan tarif Trump. Respon investor ini juga menunjukkan bahwa aset-aset AS tidak selalu menjadi center atau pusat.
“Daripada mereka (investor) mungkin kehilangan atau mengalami kerugian investasi, ya sudah mereka kemudian memilih mata uang yang lebih stabil,” kata Eko.
Namun ketika berbicara soal investasi valuta asing, Eko mengingatkan bahwa investor harus cermat melihat dalam jangka waktu pendek apalagi karena pasar uang sangat volatile.
“Kalau misalkan emas itu kan untuk kebutuhan jangka menengah. Kalau orang mau uangnya tidak segera digunakan, emas menjadi pilihan. Tapi kalau yang sangat likuid seperti ini tentu hitung-hitungan risiko dan nature daripada bentuk aset yang dipilih itu penting,” kata dia.
Senada dengan Eko, Ekonom Senior Indef Iman Sugema tidak merekomendasikan untuk investasi mata uang asing sebab situasi global sangat mudah berubah karena dampak dari perang tarif Trump.
Namun, ia juga melihat dinamika “perebutan” kekuatan mata uang untuk menjadi mata uang perdagangan dunia yang mungkin semakin cepat dengan adanya perang dagang yang dilancarkan AS.
“Kita memang harus lebih bijaksana terutama untuk investasi. Don’t be lagging behind, jangan berada di belakang, kita harus selalu di depan. Dan kalau untuk selalu di depan kan kita agak-agak susah. Kira-kira apa? Ya ini ke fundamental saja. Kalau Anda misalkan tidak perlu amat bermain exchange rate, ya sudah aset-aset yang biasa saja tidak usah yang terlalu volatile,” kata Iman.
Jakarta Bhayangkara Presisi dipaksa bermain lima set dan harus menyerah 2-3 (25-21, 19-25, 25-21, 18-25, 16-18) oleh Palembang Bank SumselBabel dalam pertandingan Sabtu (19/4) malam.
Laga kedua tim itu berlangsung seru dan ketat sepanjang lima set tersebut. Kedua tim menampilkan permainan berimbang.
Pada set pertama Bhayangkara mendominasi pengumpulan poin. Set pertama itu disudahi sang juara bertahan dengan 25-21.
Pada set kedua, giliran Sigit Ardian dan kawan-kawan mendominasi pengumpulan angka. Tim besutan Iwan Dedi Setyawan menang 25-13.
Setelah imbang 1-1, laga berlangsung makin seru. Kedua tim menunjukkan permainan yang sangat berimbang. Namun, Bhayangkara menyelesaikan set itu dengan kemenangan 25-21.
Pada set keempat, Bank Sumsel yang menjadi tim terakhir yang lolos ke final four menunjukkan performa yang meningkat. Pada set ini, Jordan Susanto melakukan servis ace hingga enam kali sehingga membuat tim asal Palembang itu unggul 25-18, sehingga laga memasuki set kelima.
Pada set penentuan ini, Bank Sumsel melaju dalam pengumpulan poin hingga 10-7. Akan tetapi, tim asuhan Reidel Toiran itu mampu menyamakan skor menjadi 12-12. Lalu kedua tim berbagi angka sama dari 14-14, 15-15, 16-16 dan ditutup 18-16 oleh Bank Sumsel.
Asisten pelatih Bank Sumsel Memet Tarmedi mengaku senang timnya bisa memetik kemenangan.
Menurutnya, timnya bisa menang karena bisa menjaga ritme selama laga itu.
“Kemenangan ini adalah hasil dari evaluasi pada pertandingan melawan LavAni,” kata Memet.
Sementara itu, Pelatih Bhayangkara Reidel Toiran mengatakan kekalahan tim asuhannya nantinya akan dievaluasi.
“Kita akan pelajari apa yang menyebabkan kekalahan ini,” ujar pelatih asal Kuba itu.
Airlangga menyampaikan, delegasi RI telah bertemu langsung dengan pejabat tinggi AS, termasuk US Trade Representative (USTR) dan Department of Commerce untuk membahas dampak tarif tersebut terhadap produk ekspor unggulan Indonesia.
“Indonesia menjadi salah satu negara yang paling awal diterima untuk melakukan negosiasi. Negara lain seperti Jepang, Vietnam, dan Italia juga sudah memulai pembahasan, tetapi Indonesia termasuk yang bergerak cepat,” ujar Airlangga usai kunjungannya ke Washington DC.
Langkah cepat ini ditempuh karena sejumlah produk ekspor RI seperti tekstil, garmen, alas kaki, furniture, hingga udang dikenakan tarif tambahan sebesar 10%, di luar tarif dasar yang sebelumnya sudah berada di kisaran 10%-37%. Artinya, total bea masuk untuk produk Indonesia ke AS kini bisa mencapai hingga 47%, menjadikannya tidak kompetitif dibanding produk serupa dari negara pesaing di ASEAN dan Asia lainnya.
Airlangga menambahkan, perundingan ini disepakati akan diselesaikan dalam waktu 60 hari. Adapun ia bilang telah juga ditetapkannya kerangka kerja dan format kesepakatan sebagai dasar kemitraan dagang dan investasi ke depan.
“Indonesia mendorong agar kerja sama ini tetap bersifat business-to-business dan mengutamakan prinsip keadilan dalam perdagangan,” tegasnya.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto membeberkan bahwa dua LPG Plant tersebut nantinya akan dibangun di Wilayah Kerja Jambi Merang dan Wilayah Kerja Offshore North West Java (ONWJ). Adapun, keduanya merupakan WK yang dioperatori oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
“Pak Menteri sudah menandatangani alokasi dan harga gasnya. Tujuh bulan dari sekarang insya Allah bisa onstream juga LPG plant nya, itu akan menambah produksi LPG dalam negara juga,” kata Djoko ditemui di Jambi, dikutip Kamis (17/4/2025).
Menurut Djoko, WK Jambi Merang nantinya akan mempunyai kapasitas produksi LPG sebesar 200 metrik ton per hari, sementara untuk lapangan di WK ONWJ mencapai 180 metrik ton per hari.
“LPG dari Jambi Merang, lapangan gas Jambi Merang nanti produksinya bisa 200 metric ton per hari. Sebelum itu juga nanti ada di ONWJ di Jawa Barat, juga sama kapasitasnya sekitar 180 metric ton per hari,” ujar Djoko.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan rencana pengembangan lapangan gas yang mempunyai kandungan campuran Propane (C3) dan Butane (C4) bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG yang cukup besar.
“Kita sedang berjalan itu termasuk yang kita bahas bersama pak menteri, kita matangkan, untuk nantinya itu arahnya ke LPG,” kata Dadan ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (25/10/2024).
Dadan membeberkan bahwa dari kebutuhan LPG nasional sebesar 8,3 juta ton, kemampuan produksi dalam negeri hanya sebesar 1,9 juta ton. Karena itu, pemerintah mendorong pengembangan hilirisasi LPG di dalam negeri dapat digencarkan.
“Kan kita impornya sangat besar di dalam negeri produksinya hanya 1,9 juta ton kalau tidak salah, padahal konsumsinya kan 8,3 juta ton lebih tuh setahun, sisanya impor,” katanya.
Menurut Dadan, potensi C3 dan C4 di Indonesia sejatinya dapat diambil langsung dari lapangan gas. Namun, LPG juga bisa dihasilkan sebagai produk sampingan dari proses pengilangan.